LATAR
BELAKANG
Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara berkembang memang sangat diametral. Di barat koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuh kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka melindungi dirinya. Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan. Berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta dukungan/perlindungan yang diperlukan.
Sejarah kelahiran dan berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara berkembang memang sangat diametral. Di barat koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana persaingan pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar dan kedudukan penting dalam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam perundingan internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuh kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka melindungi dirinya. Di negara berkembang koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan. Berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta dukungan/perlindungan yang diperlukan.
Pada saat ini dengan globalisasi dan
runtuhnya perekonomian sosialis di Eropa Timur serta terbukanya Afrika, maka
gerakan koperasi di dunia telah mencapai suatu status yang menyatu di seluruh
dunia. Dimasa lalu jangkauan pertukaran pengalaman gerakan koperasi dibatasi
oleh blok politik/ekonomi, sehingga orang berbicara koperasi sering dengan
pengertian berbeda. Meskipun hingga tahun 1960-an konsep gerakan koperasi belum
mendapat kesepakatan secara internasional, namun dengan lahirnya Revolusi
ILO-127 tahun 1966 maka dasar pengembangan koperasi mulai digunakan dengan
tekanan pada saat itu adalah memanfaatkan model koperasi sebagai wahana promosi
kesejahteraan masyarakat, terutama kaum pekerja yang ketika itu kental dengan
sebutan kaum buruh. Sehingga syarat yang ditekankan bagi keanggotaan koperasi
adalah “Kemampuan untuk memanfaatkan jasa koperasi”. Dalam hal ini resolusi
tersebut telah mendorong tumbuhnya program-program pengembangan koperasi yang
lebih sistematis dan digalang secara internasional.
A. Perkembangan
Koperasi di Inggris
Koperasi yang pertama didirikan
adalah di Inggris, sebagai akibat penderitaan yang dialami kaum buruh di Eropa
akibat revolusi industri pada abad awal XIX. Pada tahun 1844 di Rochdale,
Inggris didirikan koperasi konsumsi yang dipelopori oleh Charles Howard.
Pada mulanya koperasi Rochdale hanya
bergerak dalam usaha untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi. Namun kemudian
Rochdale mulai mengembangkan sayapnya dengan melakukan usaha-usaha produktif.
Menyusul keberhasilan koperasi Rochdale ini, hingga tahun 1852 telah berdiri
sekitar 100 koperasi konsumsi di Inggris, yang pada umumnya didirikan oleh para
konsumen. Dalam rangka memperkuat gerakan koperasi, maka pada tahun 1862,
koperasi-koperasi konsumsi di Inggris bergabung menjadi satu menjadi pusat
koperasi pembelian {Coperative Wholesale Society (CWS)}
B. Perkembangan
Koperasi di Perancis
Pelopor-perlopor koperasi di
Perancis antara lain Charles Fouriee, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle.
Para pelopor ini menyadari bahwa setelah terjadinya revolusi Perancis dan
perkembangan industri yang menimbulkan kemiskinan, maka nasib rakyat perlu
diperbaiki dengan membangun koperasi-koperasi yang bergerak di bidang produksi
bersama-sama dengan para pengusaha kecil.
Di Perancis terdapat Gabungan
Koperasi Konsumsi Nasional Perancis (Federation Nationale Dess Cooperative de
Consummtion), dengan jumlah koperasi yang bergabung sebanyak 476 koperasi,
anggota 3.460.000 orang, toko 9.900 buah dan perputaran modal sebesar 3.600
miliar Franc/tahun.
C. Perkembangan
Koperasi di Jerman
Pada tahun 1848 di Inggris dan Perancis
telah mencapai kemajuan Industri, sedangkan di Jerman perekonomiannya masih
bercorak agraris. Barang-barang impor di Inggris dan Perancis memberikan
tekanan berat bagi perkembangan Industri di Jerman.
Pada saat itu muncul Pelopor
Koperasi di Jerman, yaitu F.W Raiffeisen, Walikota Flammersfield. Ia
menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam kumpulan simpan pinjam.
D. Perkembangan
Koperasi di Denmark
Denmark adalah salah satu negara di
Eropa yang dapat dijadikan contoh pengembangan Koperasi Pertanian. Kegiatan
yang dilakukan para petani yang tergabung dalam koperasi pertanian perlu
dipelajari sebagai pola yang cocok untuk membangun daerah agrarian.
Pada tahun 1952 anggota Koperasi
mencapai satu juta orang atau sekitar 30% dari jumlah penduduk Denmark. Selain
itu hampir sepertiga penduduk pedesaan di Denmark berusia 18 tahun sampai
dengan 30 tahun pernah belajar di Perguruan tinggi, sehingga tidak sulit bagi
mereka untuk bergabung ke dalam koperasi.
E. Perkembangan
Koperasi di Swedia
Usaha Koperasi di Swedia umumnya
ditujukan untuk memerangi kekuatan monopoli. Salah seorang pelopor koperasi di
Swedia adalah Albin Johansen. Pada tahun 1911 gerakan koperasi ini berhasil
mengalahkan kekuatan perusahaan besar milik kelompok orang yang mulanya sangat
berkuasa dalam penentuan harga penjualan margarin. Tahun 1962 Swedia berhasil
menghancurkan monopoli penjualan tepung terigu yang dimiliki perusahaan swasta.
Rahasia keberhasilan koperasi Swedia
adalah berkat program pendidikan yang disusun secara teratur dan pendidikan
orang dewasa di Sekolah Tinggi araskyst (Folk High School), serta lingkaran
studi dalam pendidikan luar sekolah. Dan perhatian diberikan terhadap
pendidikan bagi masyarakat di lingkungan daerah kerja koperasi.
F. Perkembangan
Koperasi di Amerika Serikat
Koperasi yang tumbuh di
Amerika Serikat dikelola berdasarkan prinsip-prinsip Rochdale, namun karena
kurang berpengalaman maka banyak koperasi yang gulung tikar. Koperasi
yang tumbuh antara tahun 1863 sampai dengan 1869, berjumlah 2.600 koperasi.
Sekitar 57% koperasi ini mengalami kegagalan, karena prinsip-prinsip koperasi
Rochdale dikenal di Amerika Serikat sekitar tahun 1860, sehingga pertumbuhan
koperasi secara pesat baru sekitar 1880.
G. Perkembangan
Koperasi di Jepang
Koperasi pertama kali berdiri di
Jepang pada tahun 1990 (33 tahun setelah pembaharuan oleh Kaisar Meiji), atau
bersamaan dengan pelaksanaan Undang-Undang Koperasi Industri Kerajinan
Cikal bakal kelahiran koperasi di
Jepang mulai muncul ketika perekonomian uang mulai dikenal oleh masyarakat
pedalaman, khususnya kegiatan pembelian dan pemasaran bersama hasil pertanian
pada tahun 1906, koperasi terus tumbuh dan berkembang. Pada tahun 1920 ketika
Jepang sedang membangun dan mengembangkan industrinya, koperasinya yang ada
benar-benar berfungsi sebagai tulang punggung bagi pembangunan pertanian yang
menunjang industrialisasi.
H.
Perkembangan Koperasi di Korea
Koperasi di Korea di mulai pada awal
abad 20 khususnya koperasi pedesaan. Koperasi kredit pedesaan misalnya sudah
mulai dikenal pada tahun 1907. Koperasi ini didirikan oleh rakyat untuk
membantu petani yang membutuhkan uang untuk membiayai usaha pertaniannya.
Sedangkan koperasi kerajinan dan koperasi pertanian baru mulai diorganisir pada
tahun 1936. Kedua koperasi ini mendapat perlindungan dari pemerintah.
Pada tahun 1956 koperasi kredit
pedesaan di organisir oleh pemerintah Korea menjadi Bank Pertanian Korea. Namun
pada tahun 1957 koperasi pertanian melebarkan sayapnya dalam kegiatan simpan
pinjam. Jadi Korea ada dua organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan kredit
petani, yakni Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian.
Sumber;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar